Apeksifikasi Gigi - Apeksifikasi adalah suatu
perawatan endodontik yang bertujuan untuk merangsang perkembangan
lebih lanjut atau meneruskan proses pembentukan apeks gigi yang belum
tumbuh sempurna tetapi sudah mengalami kematian pulpa dengan
membentuk suatu jaringan keras pada apeks gigi tersebut (Grossman,
1978). Perawatan apeksifikasi diindikasikan pada gigi non vital
dimana foramen apikalnya masih terbuka atau belum terbentuk sempurna.
Perawatan apeksifikasi ini tidak dilakukan jika ada kelainan
periapikal. (Soedjadi, 1983)
Apeksifikasi adalah suatu cara
untuk menginduksi perkembangan apeks akar suatu gigi imatur (belum
matang), tanpa pulpa, dengan pembentukan osteosementum atau jaringan
menyerupai tulang lainnya. Tujuan apeksifikasi adalah untuk
menginduksi penutupan sepertiga apikal saluran akar yang terbuka atau
pembentukan suatu “Barier Mengapur” apikal yang dengan cara ini
obsturasi dapat dilakukan. Bila apeksifikasi berhasil, suatu bahan
keras, yang dalam susunan/komposisi histologist dilukiskan
bermacam-macam sebagai tulang, dentin, osteodentin, atau sementum,
akan berkembang pada tempat dimana obsturasi padat dapat dilakukan.
Pada prosedur apeksifikasi, tiap upaya harus dibuat untuk
mempertahankan jaringan pulpa apikal vital yang dapat membantu
penutupan apeks imatur. (Grossman, dkk, 1995)
Apeksifikasi adalah suatu
perawatan saluran akar untuk membantu pertumbuhan penutupan apeks
gigi yang belum sempurna pada pulpa nonvital tanpa kelainan
periapeks, dengan pembentukan ostedentin atau substansi lain. Salah
satu penyebab kematian pulpa pada gigi dewasa muda yang foramen
apikalnya masih terbuka lebar adalah trauma. Untuk itu perlu
dilakukan perawatan saluran akar dengan tujuan penutupan atau
penyempitan pada apeks gigi, yang merupakan salah satu faktor untuk
mendapatkan hasil perawatan endodonti yang baik sehingga memudahkan
penutupan daerah yang hermetis. (Tarigan, 2002)
Apeksifikasi adalah suatu proses
terinduksinya apeks gigi permanen yang masih terbuka lebar sehingga
melanjutkan terus pembentukan akarnya atau membentuk barier kalsium
yang menutup saluran akar tersebut. Pada umumnya hal ini dapat
dicapai dengan menggunakan dressing hidroksida kalsium berbentuk
pasta di saluran akar. (Harty, 1993)
Faktor-faktor keberhasilan
perawatan apeksifikasi yaitu tidak ada rasa sakit spontan demikian
pula rasa sakit pada waktu perkusi dan palpasi, pemeriksaan rontgen
foto terlihat pembentukan jaringan keras yang nampak radiopak pada
apeks gigi, jaringan lunak di sekitar gigi dalam keadaan normal.
(Chawla, dkk, 1980)
Pengertian
Apeksifikasi adalah suatu
perawatan endodontik yang bertujuan untuk merangsang perkembangan
lebih lanjut atau meneruskan proses pembentukan apeks gigi yang belum
tumbuh sempurna tetapi sudah mengalami kematian pulpa dengan
membentuk suatu jaringan keras pada apeks gigi tersebut. Apeksifikasi
merupakan suatu perawatan pendahuluan pada perawatan endodontik
dengan dengan menggunakan Kalsium Hidroksid sebagai bahan pengisian
saluran akar yang bersifat sementara pada gigi non vital dengan apeks
gigi yang terbuka atau belum terbentuk sempurna. Setelah dilakukan
apeksifikasi diharapkan terjadinya penutupan saluran akar pada bagian
apikal. Dengan diperolehnya keadaan tersebut selanjutnya dapat
dicapai pengisian saluran akar yang sempurna dengan bahan pengisian
saluran akar yang tetap (gutta percha). (Roedjito, 1989)
Indikasi
- Gigi
dalam masa pertumbuhan dengan foramen apikalis belum sempurna
tertutup
- Korona
dapat direstorasi
- Pulpa
nekrosis
- Gigi
nonvital
- Usia
pasien tua/muda
- Apeks
terbuka
(Dharsono,
2006)
Kontraindikasi
Semua fraktur akar,
baik vertikal maupun horizontal.
Resorbsi
penggantian (ankilosis)
Akar yang sangat
pendek
Kerusakan pada
periodontium
Pulpa vital
(Walton dan
Torabinejad, 2003)
Teknik
Perawatan Apeksifikasi
Pada
prosedur apeksifikasi, setiap upaya harus dibuat untuk mempertahankan
jaringan pulpa apikal vital
yang
dapat membantu penutupan apeks imatur. Berikut merupakan
langkah-langkah teknik perawatan apeksifikasi :
Anestesi
dan pemasangan rubber
dam
Akses
kavitas harus mencukupi agar dapat mengakses seluruh bagian dari
saluran akar. Pembuatan kavitas akses dengan menggunakan bur
kecepatan tinggi dan semprotan air sebagai pendingin.
Dilakukan
debridement
yakni
pembuangan debris-debris nekrosis dan serabut pulpa dari korona
sampai daerah yang diamputasi dengan menggunakan barbed
broach dan
irigasi sodium hipoklorit. Amputasi pulpa pada korona di daerah
servikal dilakukan dengan menggunakan ekskavator bulat dan tajam
atau menggunakan bur besar bulat steril ukuran 6 atau 8 atau secara
bergantian bur intan bulat kecepatan tinggi.
Setelah
melakukan debridement
dan
irigasi, kanal saluran akar dikeringkang dengan menggunakan paper
point yang besar.
Kalsium
hidroksid diletakkan di dalam kanal. Syringe
pre-mixed pulp dent yang
berisi pasta kalsium hidroksid-methylcellulose siap untuk
diinjeksikan. Jarum yang digunakan adalah jarum 18-G karena biasanya
sesuai dengan ukuran kanal, namun ukuran yang lebih kecil juga dapat
digunakan apabila perlu. Jarum tersebut diukur agar mencapai 2-3mm
dari apeks, kemudian ditandai dengan menggunakan rubber stop. Lalu
jarum dipasang pada syringe, dimasukkan ke dalam kanal hingga
kedalaman yang telah ditentukan. Kemudian pasta tipis didepositkan.
Cotton
pellet digunakan
untuk mengkondensasi pasta yang telah didepositkan. Setelah itu
cotton
pellet tersebut
ditinggalkan tetap di orifice koronal dari kanal.
Ruang
pulpa dan akses kavitas ditutup dengan semen zinc oxide-eugenol
dengan material reinforce.
(Ingle
and Bakland, 1994)
Instrumentasi
dari saluran akar yang divergen dilakukan dengan tekanan yang lembut
terhadap dinding akar, disertai dengan irigasi.
A,
Saluran
akar diisi dengan pasta kalsium hidroksid (a) dengan menggunakan
syringe
dan
jarum (b) untuk mendepositkan material. B,
jarum
dikeluarkan bersamaan dengan mendepositkan pastanya sampai area
servikal
A,
Gigi
yang sedang menjalani proses apeksifikasi. Pasta kalsium hidroksid
(a), cotton pellet (b), semen zink okside eugenol (c). B,
tujuan
utama untuk menginduksi batasan jaringan keras (d)
Diagram
setelah prosedur apeksifikasi untuk mencapai penutupan apical pada
pulpa nonvital. Pasta apeksifikasi terdiri dari kalsium hidroksid dan
CMCP atau kalsium hidroksid dalam metil selulosa dan diletakkan pada
saluran akar sedekat mungkin dengan apeks. Cotton
pellet (C)
diletakkan pada ruang pulpa, diikuti dengan ZOE kemudian ditutup
dengan tambalan sementara (T).
Empat
hasil klinis yang berhasil setelah perawatan apeksifikasi. A,
Penutupan
kanal dan apeks yang berkelanjutan menjadi normal. B,
Apeks
tertutup, tetapi kanal nya masih dalam konfigurasi “blunderbuss”.
C,
Tidak
ada perubahan radiografik akan tetapi terdapat lapisan semacam tulang
yang tipis yang terletak di dekat apeks. D,
Bukti
radiografik dari pemendekan ujung batas apeks.
Prognosis
Pada umumnya, prosedur
apeksifikasi memiliki tingkat keberhasilan yang baik. Meskipun
demikian gigi yang sangat
belum sempurna(dinding dentinya tipis) mempunyai resiko fraktur akar
yang sangat tinggi baik selama maupun setelah perawatan. Dengan
demikian, resiko fraktur bergantung pada tahap perkembangan akarnya.
Juga, pembentukan barier akan terjadi lebih mudah jika lubang akarnya
tidak begitu besar. (Walton dan Torabinejad, 2003)
KESIMPULAN
Apeksifikasi
merupakan suatu perawatan endodontik yang bertujuan untuk merangsang
perkembangan lebih lanjut atau meneruskan proses pembentukan apeks
gigi yang belum tumbuh sempurna tetapi sudah mengalami kematian
pulpa. Perawatan apeksifikasi diindikasikan pada gigi non vital
dimana foramen apikalnya belum terbentuk sempurna, sedangkan
perawatan apeksifikasi ini tidak dilakukan jika ada kelainan
periapikal. Apeksifikasi merupakan suatu perawatan pendahuluan pada
perawatan endodontik dengan menggunakan bahan pengisian saluran akar
yang bersifat sementara pada gigi non vital dengan apeks gigi yang
terbuka atau belum terbentuk sempurna. Setelah terjadi penutupan
saluran akar pada bagian apikal maka dapat dicapai pengisian saluran
akar yang sempurna dengan bahan pengisian saluran akar yang tetap
yaitu gutta percha. Pada umumnya, prosedur apeksifikasi memiliki
tingkat keberhasilan yang baik. Apeksifikasi Gigi