Posted by drg. Adi Pratama
» Selasa, 10 September 2013
Determinasi Lengkung Dalam Ortodontik
Determinasi Lengkung Dalam Ortodontik - Determinasi lengkung adalah metode untuk menentukan kebutuhan ruang dalam perawatan ortodontik dan merupakan penyederhanaan dari metode kesling. Metode determinasi lengkung ini dikembangkan Bagian Ortodonsia FKG UGM.
Determinasi lengkung ini dilakukan mengetahui diskrepansi jumlah mesio-distal gigi (kebutuhan ruang) pada lengkung ideal yang dibuat sedemikian rupa sebagai lengkung gigi yang paling ideal dari lengkung gigi mula-mula. Prinsip dasar dari determinasi lengkung ini sebenarnya sama dengan prinsip dasar metode kesling, yaitu dengan menetapkan diskrepansi antara lengkung gigi yang direncanakan dengang besar gigi yang akan ditempatkan pada lengkung terebut pada saat melakukan koreksi maloklusi. Hanya saja pada metode kesling kita menggunakan model gigi langsung, sedangkan pada determinasi lengkung kita menggunakan plastik transparan.
Baiklah, sekarang kita akan memulai melakukan determinasi lengkung. Bahan dan alat yang dapat anda gunakan adalah:
1. Model Studi
2. Plat Gelas
3. Plastik Transparan
4. Spidol Warna
5. Sliding Kaliper
6. kawat Tembaga 0,7mm (opsional)
Cara kerja determinasi lengkung sebagai berikut:
1. Tahap pertama adalah melakukan penapakan lengkung rahang atas dan lengkung rahang bawah pada plastik transparan. Caranya: letakkan plat gelas pada permukaan oklusal model studi kita, setelah itu letakkan plastik transparan di atas pelat gelas tersebut. Kemudian mulailah menapak yaitu dengan membuat garis penghubung antara sisi mesial-distal gigi dimulai dari distal gigi P2 kiri ke distal gigi P2 kanan. Contoh penapakan ini dapat dilihat pada garis biru gambar 1 dan gambar 2.
Gambar 1. Penapakan Pada Model Studi
Gambar 2. Hasil Penapakan (Lengkung Mula-mula)
2. Tahap kedua adalah kita membuat suatu lengkung ideal. Caranya adalah dengan berpatokan pada lengkung mula-mula (hasil penapakan) yang telah kita buat tadi. Misalnya, apabila ada gigi yang labioversi pada lengkung mula-mula, maka pada lengkung ideal ini kita buat gigi tersebut pada posisi normalnya. Untuk lebih jelas mengenai lengkung ideal anda bisa melihat gambar 3 dan gambar 4. Intinya lengkung ideal ini dibuat seideal mungkin dan sebagai patokannya adalah lengkung mula-mula.
Gambar 3. Pembuatan Lengkung Ideal (merah) Berpatokan Pada Lengkung Mula-Mula (Biru)
Gambar 4. Hasil Dari Pembuatan Lengkung Ideal
3. Tahap ketiga yaitu kita menentukan diskrepansi (selisih jumlah mesio-distal antara lengkung ideal dan lengkung mula-mula). Menentukan diskrepansi ini sebenarnya ada 2 cara, yang pertama dengan menggunakan kawat tembaga dan yang kedua dengan menggunakan sliding kaliper secara langsung ke lengkung ideal. Baiklah akan saya jelaskan satu-persatu cara tersebut:
a. Dengan menggunakan kawat tembaga.
Caranya adalah dengan membentuk kawat sesuai dengan besar lengkung ideal (Gambar 5). Anda hanya perlu menapakkan kawat pada lengkung ideal yang berwarna merah tersebut, kemudian anda ukur berapa panjang kawatnya dengan menggunakan sliding kaliper (Gambar 6). Nah, panjang kawat inilah yang berarti panjang lengkung ideal rahang tersebuh. Kemudian anda bandingkan dengan jumlah mesio-distal gigi dari gigi P2 kanan ke gigi P2 kiri. Contohnya: panjang kawat (lengkung ideal) adalah 65mm, sedangkan jumlah mesio-distal gigi dari P2 kanan ke P2 kiri adalah 70mm. Dari hasil tersebut kita dapatkan diskrepansi lengkungnya adalah 70mm-65mm = 5mm. Ini berarti dibutuhkan ruang sebesar 5mm (kekurangan ruang sebesar 5mm) untuk menampung semua gigi dalam lengkung ideal.
Gambar 5. Membentuk Kawat Sesuai Lengkung Ideal
Gambar 6. Mengukur Panjang Kawat Dengan Sliding Kaliper
b. Dengan menggunakan sliding kaliper
Sebenarnya tidak jauh beda dengan cara pertama, hanya saja kita langsung mengukur lengkung ideal langsung dengan sliding kaliper. Pertama-tama siapkan dulu lengkung idealmu, kemudian ukur sliding kalipermu sesuai dengan gigi P2 kanan (kita mulai dari P2 kanan). Misalnya lebar mesio-distal P2 kanan adalah 8mm, maka sliding kaliper kita buka sebesar 8 mm, kemudian tapakkan sliding kaliper dengan lebar 8mm tersebut dimulai dari distal P2, tandai pada bagian mesialnya, kemudian mulai lagi hal tersebut ke gigi sebelahnya hingga ke gii P2 kiri. Nah, apabila terdapat diskrepansi maka pada penapakkan yang terakhir (gigi P2 kiri) distal gigi P2 kiri akan terletak di luar lengkung ideal, inilah diskrepansinya (jarak antara distal gigi P2 kiri pada lengkung ideal dengan distal gigi P2 pada saat penapakan).
Gambar 7. Mengukur mesi-distal Gigi Pada Lengkung Ideal
Setelah kita membuat determinasi lengkung, selanjutnya adalah pencarian ruang untuk rahang tersebut. Cara pencarian ruang untuk rencana perawatan dengan menggunakan metode Carey, patokannya yaitu:
1. Diskrepansi < ¼ lebar gigi P1 dapat dilakukan :
- penggrindingan gigi anterior jika pasien tidak rentan karies
- ekspansi jika lengkung gigi kontraksi
2. Diskrepansi > ¼ – ½ lebar gg P1 dianjurkan:
- pencabutan satu P1 pada salah satu sisi lengkung jika ada pergeseran median line.
- pencabutan dua P2 kanan dan kiri jika lengkung gigi sudah simetris
- ekspansi kombinasi grinding jika lengkung gigi kontraksi
3. Diskrepansi > ½ lebar gigi P1
- cabut gigi P1 pd sisi tersebut
Nah, sekian dulu penjelasan singkat saya tentang determinasi lengkung. Apabila ada pertanyaan dapat melontarkannya pada form komentar atau email ke drgadipratama@gmail.com. Semoga bisa membantu.
Determinasi lengkung