Ekspansi Gigi dalam Ortodontik
Dalam melakukan perawatan
ortodontik sering sekali diperlukan penambahan ruang untuk mengatur gigi-gigi
yang malposisi, sehingga setelah perawatan gigi-gigi dapat tersusun dalam
lengkung yang baik. Tergantung pada jumlah kekurangan ruang yang diperlukan
untuk mengatur gigi-gigi yang malposisi tersebut, dapat dilakukan :
- Grinding/ slicing/ stripping pada
gigi-gigi anterior
- Melebarkan ( ekspansi ) perimeter lengkung gigi
- Kombinasi antara ekspansi lengkung gigi dan
grinding gigi-gigi anterior
- Pencabutan satu atau beberapa gigi.
Pelebaran dengan alat
ekspansi dapat dilakukan secara ortodontik ( pelebaran lengkung gigi ) maupun
ortopedik ( pelebaran lengkung basal ). Pelebaran lengkung gigi sangat efektif
dilakukan pada periode gigi bercampur, pada saat sutura palatina belum menutup dan pertumbuhan
pasien masih aktif sehingga selain lengkung gigi ( lengkung koronal ) melebar,
maka lengkung basal juga mengalami pelebaran. Pada periode gigi permanen hanya
dapat dilakukan perubahan inklinasi gigi saja, yaitu melebarkan lengkung gigi
tanpa diikuti pelebaran lengkung basal.
Indikasi
perawatan dengan ekspansi
1. Gigitan silang anterior ( anterior
crossbite )
2. Gigitan silang posterior ( posterior crossbite )
bilateral atau unilateral
3. Lengkung gigi atau lengkung basal yang sempit yang disebabkan
pertumbuhan ke arah lateral kurang
4. Adanya “ space loss “, sebagai akibat pergeseran gigi
molar permanen ke mesial pada pencabutan gigi desidui terlalu awal ( premature
loss )
5. Adanya gigi depan berjejal yang ringan, dengan diskrepansi
lengkung gigi 4 – 6 mm.
Macam alat
ekspansi
a. Berdasarkan cara pemakaiannya alat ekspansi
dapat bersifat:
1. Fixed/ cekat, misalnya RME ( Rapid
Maxillary Expansion )
2. Semi cekat, misalnya Quad Helix.
3. Removable/ lepasan, misalnya plat ekspansi
b. Berdasarkan pergerakan/ reaksi jaringan yang
dihasilkan :
1.
Alat ekspansi yang menghasilkan gerakan ortodontik , misalnya : plat
ekspansi
2.
Alat ekspansi yang menghasilkan gerakan ortopedik, misalnya RME.
RAPID MAXILLARY EXPANSION
Alat ini
bersifat cekat, menghasilkan pelebaran arah lateral, paralel dan simetris,
digunakan untuk melakukan pelebaran lengkung basal pada periode gigi bercampur.
RME terdiri dari cincin stainless yang disemenkan pada gigi-gigi molar satu
desidui atau premolar satu dan gigi molar satu permanen kanan dan kiri,
dihubungkan dengan sekrup ekspansi yang mempunyai daya pelebaran yang besar.
Dengan alat ini terjadi pelebaran sutura palatina mediana ke arah lateral dan
lengkung gigi bergerak secara bodily.
QUAD HELIX
Alat ini bersifat semi cekat, dapat menghasilkan
gerakan paralel simetris atau asimetris maupun gerakan non paralel simetris
atau asimetris, tergantung kebutuhan. Semi cakat, karena sebagian dapat dilepas
untuk diaktifkan ( bagian ekspansif yang terbuat dari kawat stainless steel
diameter 0,9 mm ) dan cincin yang dipasang cekat dengan semen pada kedua gigi
molar pertama. Pelebaran lengkung gigi
diperoleh dengan cara mengaktifkan coil, lengan helix ataupun palatal bar,
tergantung arah pelebaran yang diharapkan.
PLAT EKSPANSI
Plat ekspansi merupakan
alat ortodontik lepasan yang sering digunakan pada kasus gigi depan berjejal
yang ringan. Kekurangan ruang guna mengatur gigi-gigi tersebut diperoleh dengan
menambah perimeter lengkung gigi menggunakan plat ekspansi. Pada pasien dewasa,
pelebaran yang dihasilkan merupakan gerakan ortodontik, yaitu hanya melebarkan
lengkung gigi dengan cara tipping, merubah inklinasi gigi.
Sifat plat ekspansi
1. Lepasan/ removable : alat
bisa dipasang dan dilepas oleh pasien
2. Aktif : mempunyai sumber kekuatan
untuk menngerakkan gigi, yaitu sekrup ekspansi atau coffin spring, atau pir-pir
penolong ( auxilliary spring ).
3. Mekanis : merubah posisi gigi secara mekanis
4. Stabilitas tinggi : alat tidak mudah
lepas, karena retensi yang diperoleh dari Adams
clasp atau Arrowhead clasp serta verkeilung dari plat dasar yang menempel pada
permukaan lingual/ palatinal gigi.
Elemen-elemen plat ekspansi
Plat
ekspansi terdiri dari :
1. Plat dasar akrilik
2. Klamer yang mempunyai daya retensi
tinggi, misalnya Adam’s clasp atau Arrowhead clasp.
3. Elemen ekspansif, dapat berupa
sekrup ekspansi maupun coffin spring
4. Busur labial ( labial arch )
5. Kadang dilengkapi juga dengan spur
/ taji, tie-bar dan pir-pir penolong ( auxilliary spring ).
Plat dasar
akrilik tidak boleh terlalu tebal dan harus dipoles licin supaya enak dipakai
dan mudah dibersihkan. Bagian verkeilung plat harus menempel pada
permukaan lingual/ palatinal gigi-gigi, karena dapat menambah daya penjangkar
Antara plat yang menempel pada gigi penjangkar
( anchorage ) dan gigi attachment terdapat belahan/
separasi.
Plat ekspansi memerlukan retensi dan
stabilitas yang tinggi sehingga maksud pelebaran lengkung gigi dapat tercapai.
Stabilitas diperoleh dengan menggunakan klamer yang mempunyai daya retensi
tinggi misalnya Adam’s clasp atau Arrowhead clasp yang dibuat dari kawat
stainless steel diameter 0,7 mm.
Elemen
ekspansif dapat berupa sekrup ekspansi ( expansion screw ) yang dibuat
oleh pabrik atau berupa coffin spring yang dibuat sendiri dari kawat
stainless diameter 0,9 – 1,25 mm. Sekrup ekspansi terdapat bermacam-macam, tapi
dasar kerjanya sama. Tersedia berbagai tipe, a.l. :
Tiap sekrup
mempunyai 4 lubang, dilengkapi dengan kunci pemutar. Kekuatan yang dihasilkan
sekrup bersifat intermittent ( berselang-seling ). Gambar anak panah
pada sekrup menunjukkan arah pengaktifan. Sekrup ekspansi dibuat untuk
pembukaan 0,18 mm – 0,20 mm setiap seperempat putaran ( 900 ).
Pemutaran
sekrup dilakukan ¼ putaran setiap hari atau 2 X ¼ putaran setiap minggu,
tergantung pada setiap kasus dan arah pelebaran yang diharapkan,
Selain sekrup, elemen ekspansif lainnya
adalah Coffin yang dibuat dari kawat stainless steel diameter 0,9 – 1,25 mm.
Kekuatan yang dihasilkan coffin bersifat kontinyu. Plat ekspansi dengan coffin
dapat menghasilkan gerakan paralel simetris atau asimetris maupun gerakan non
paralel simetris atau asimetris, tergantung pengaktifan.
Busur labial
pada plat ekspansi dibuat dari kawat stainless steel diameter 0,7 mm. Di samping
dapat menambah daya retensi alat, Busur labial ini dapat digunakan untuk
meretraksi gigi-gigi anterior yang protrusi. Pada pelebaran lengkung gigi ke
anterior, misalnya pada kasus di mana terdapat gigitan silang pada gigi-gigi
depan ( anterior crossbite ), busur labial ini tidak diperlukan dan
untuk menambah retensi alat ditam-bahkan
spur/ taji yang dipasang di sebelah distal insisivi lateral atau Adams
clasp untuk keempat ininivi atas.
Macam – macam plat ekspansi
A. Ekspansi arah lateral
1.
Paralel : a. simetris
b. asimetris
2.
Non paralel ( radial ) : a. simetris
b.
asimetris
B. Ekspansi arah antero-posterior (
Schwartz plate )
1. Pergerakan ke distal gigi-gigi posterior
2. Pergerakan ke labial/ proklinasi
gigi-gigi anterior.
A.1.a. Ekspansi
arah lateral secara paralel, simetris
Plat ekspansi ini paling banyak digunakan, mempunyai bentuk sederhana
tapi kuat dan hasil memuaskan. Fungsi pokok adalah melebarkan lengkung gigi ke
arah lateral secara paralel, jadi disini gerakannya secara resiprokal. Gerakan
prosesus alveolaris dalam mengikuti gerakan plat dapat dicapai dengan cepat
tapi penguatan jaringan sekitar gigi
berjalan lebih lambat.
Selain berfungsi untuk melebarkan lengkung gigi, alat ini
dapat digunakan untuk meretrusi / meretraksi gigi-gigi insisivi yang
protrusif.Untuk keperluan ini plat ekspansi dilengkapi dengan busur labial.
Pemutaran sekrup ekspansi dilakukan di
dalam mulut. Pada waktu alat diaktifkan dengan memutar sekrup ekspansi, kedua
ujung busur labial akan melebar mengikuti gerakan plat, sehingga busur labial
akan menjadi tegang dan menekan gigi-gigi
insisivi yang protrusi. Plat akrilik di sebelah palatinal gigi-gigi tersebut
dikurangi, dan tekanan dari kawat busur labial akan meretrusi / retraksi
gigi-gigi insisivi.
Jika gerakan retrusi gigi-gigi insisivi belum
memungkinkan misalnya ruangan belum cukup, maka tekanan busur labial terhadap
gigi harus dihindari dengan jalan melebarkan U-loop. Setelah alat diaktifkan
beberapa kali dan ruangan yang diperlukan sudah cukup, busur labial diaaktifkan
dengan cara memperkecil/ mempersempit U-loop dan plat akrilik di sebelah
palatinal gigi insisive dikurangi.
Dalam perawatan dengan plat ekspansi, mungkin ada satu
atau beberapa gigi yang tidak perlu diekspansi. Oleh karena itu pada waktu alat
diaktifkan plat disebelah palatinal gigi yang akan dipertahankan harus
dikurangi agar gigi tersebut bebas dari
tekanan.
Pada
waktu pembuatan plat ekspansi untuk gerakan arah lateral secara paralel dan simetris, penempatan sekrup secara tepat
merupakan faktor yang penting dalam perawatan. Sekrup dipasang sedekat mungkin
dengan palatum agar plat tidak terlalu tebal, tepat di tengah-tengah palatum (
linea mediana ) antara kedua gigi premolar pertama. Sumbu panjang sekrup
paralel dengan bidang oklusal, arah putaran ke belakang. Sekrup diaktifkan ¼
putaran ( 900 ) 2 X seminggu atau 2 X ¼ putaran ( 1800 )
sekali seminggu. Agar plat bisa bergerak ke arah lateral pada waktu sekrup
diaktifkan, plat akrilik diseparasi/ dibelah dibagian tengah
A.1.b. Ekspansi arah lateral secara paralel, asimetris
Alat ini digunakan untuk mengoreksi
kelainan gigitan silang pada gigi posterior satu sisi ( unilateral-posterior
crossbite ). Hambatan akibat tonjol gigi antagonis dihindar-kan dengan
memberi dataran peninggi gigitan ( bite raiser ) posterior. Peningkatan anchorage dilakukan dengan menambah
plat akrilik yang menutup permukaan lingual gigi antagonis pada sisi yang
normal. Spur ( taji ) dipasang pada gigi anchorage maupun gigi
attachment untuk menambah retensi dan stabilitas alat. Retensi diperoleh dengan
pemasangan Adams clasp ( klamer Adam ) pada
gigi-gigi 6 4 / 4 6 , sedang spur dibuat dari kawat 0,6 mm. Sekrup
dipasang paralel dengan bidang oklusal.
Cara pengaktifan : sekrup diputar 2 X ¼ putaran ( 1800
) sekali seminggu.
A.2.a. Ekspansi
arah lateral non paralel , simetris
Alat
ekspansi ini sering disebut ekspansi secara radial, biasanya digunakan untuk ekspansi
lengkung bagian anterior ( C – C ) dan sedikit di daerah Premolar pertama,
sedangkan gigi-gigi posterior lainnya dipertahankan kedudukannya.
Alat ini
modifikasi antara sekrup ekspansi dan tie-bar yang terletak pada bagian
terdistal plat di garis tengah. Sering juga dilengkapi dengan box-in safety
pin spring ( spring yang diletakkan
dalam rongga plat ) untuk proklinasi gigi-gigi insisivus yang retrusi/
palatoversi.
Gerakan plat ekspansi
direncanakan tidak paralel, sehingga apabila alat diaktifkan bagian anterior
akan melebar tapi bagian posterior tetap. Hal ini dapat diperoleh apabila
diagunakan sekrup yang agak longgar, dibuat dari logam yang lunak, misalnya
sekrup tipe Badcock dengan guide arm / guide pin yang dipotong. Tie bar
dibuat dari kawat stailess steel
diameter 0,9 – 1,25 mm.
Pada waktu alat diaktifkan, oleh karena
plat bagian posterior ditahan oleh tie bar, maka plat bagian posterior tetap
sedang bagian anterior melebar.
Kontruksi safety- pin dibuat dengan tujuan : pada waktu
sekrup diaktifkan, plat akan melebar dan safety-pin spring akan bergerak ke
depan sehingga akan mendorong gigi insisivus yang retrusi/ retroklinasi menjadi
proklinasi. Untuk menghindari spring meluncur ke insisal akibat bentuk permukaan
palatinal insisivus tersebut, spring harus ditutup/ dilindungi di dalam box.
Retensi dan stabilitas dapat ditingkatkan dengan tambahan clasp yang diletakkan
se anterior mungkin, misalnya pada premolar pertama.
Safety-pin spring dibuat dari kawat stainless steel diameter
0,4 – 0,6 mm yang di-lengkapi dengan 4 coil masing-masing berdiameter 0,2 – 0,3
mm. Ke-4 coil harus terletak segaris dan horisontal. Panjang spring yang
menempel di kedua gigi insisivus harus sedikit lebih pendek dari jumlah lebar
mesiodistal kedua gigi tersebut. Basis spring tidak boleh menempel pada sekrup.
Spring ditanam pada model kerja dan ditutup dengan gips keras, kecuali bagian
basis. Tie bar dibuat dari kawat berdiameter 0,9 – 1,25 mm. Klamer yang dipakai
adalah Adams clasp pada kedua gigi Premolar pertama dengan kawat 0,6 mm dan
kedua gigi molar pertama dengan kawat 0,7 mm.
A.2.b. Ekspansi
arah lateral non paralel ( radial ), asimetris
Alat ini digunakan sebagai space regainer di daerah anterior,
untuk menyediakan ruangan bagi insisivus lateral yang mesio-labioversi.
Sekrup : soft
metal, tipe Badcock
Retensi : Adams clasp pada gigi
6 4 / 4 6
Tie-bar : 0,9 mm, stainless steel
Pengaktifan : 2 X ¼ putaran
sekali seminggu.
B.1. Ekspansi arah
antero-posterior untuk pergerakan ke distal gigi-gigi segmen bukal
( Schwartz plate )
Plat ekspansi ini digunakan untuk menggeser satu atau beberapa gigi
posterior ke distal, misalnya pada kasus erupsinya gigi C yang ektopik.
Penggeseran gigi-gigi premolar dan molar ke distal dilakukan untuk memberikan
ruangan bagi gigi C tersebut. Sekrup yang digunakan adalah hard metal
dengan guide-pin paralel dengan bidang oklusal dan arah gerakan gigi yang akan
digeser. Alat ini sering ditambah dengan anterior inclined bite plane
guna menambah anchorage dan membebaskan tonjol-tonjol gigi yang akan digerakkan
terhadap gigi antagonisnya. Spur dipasang pada insisivus lateral untuk mencegah
bergeser ke distal. Retensi dengan Adams clasp
yang dipasang pada gigi-gigi 6 4 / 4
6 . Dapat juga dengan arrowhead clasp pada gigi-gigi yang akan digeser.
Sekrup diputar ¼ putaran sekali seminggu
Alat ini juga dapat dipergunakan sebagai space regainer, yaitu untuk menda-patkan
kembali ruang yang menyempit akibat pencabutan gigi desidui yang terlalu awal,
sedang gigi tetangganya telah menggeser ke ruang bekas pencabutan, sehingga
ruang untuk erupsinya gigi permanen penggantinya tidak cukup. Dengan alat
ekspansi ini gigi molar yang telah bergerak ke mesial digeser ke distal, sampai
ruangan yang menyempit diperoleh kembali, sehingga gigi permanen pengganti gigi desidui yang hilang dapt
erupsi normal. Alat ini membutuhkan retensi dan stabilitas yang besar.
B.2. Ekspansi
arah antero-posterior untuk pergerakan ke labial ( proklinasi ) gigi-gigi depan ( Schwartz plate ) .
Alat
ini digunakan untuk merawat anterior
crossbite, baik mengenai satu atau ke empat gigi insisivi atas. Agar plate
akrilik tidak terlalu tebal, sekrup dipasang sedekat mungkin dengan gigi-gigi
anterior yang akan digerakkan dan dengan palatum. Sumbu panjang sekrup terletak
di garis tengah dan paralel dengan bidang oklusal. Retensi dengan Adams clasp pada gigi-gigi 6 4 / 4 6 , spurs dipasang di sebelah
distal 2 / 2 dan sebelah mesial 3 / 3. Sekrup diputar ¼ atau 2 X ¼
putaran seminggu sekali.
Modifikasi pada plat ekspansi
Kadang-kadang plat ekspansi arah lateral dilengkapi dengan alat untuk extra
oral traction, misalnya pada kasus Klas II Angle yang ringan dimana
hubungan molar pertama permanen sedikit distoklusi. Alat ini dilengkapi dengan
busur yang dipatrikan pada busur labial. Kedua ujung bebas busur luar ini
dihubungkan dengan tali elastik yang disangkutkan pada kepala atau leher pasien
( dikenal dengan istilah head gear ). Busur luar ini dibuat dari kawat
stainless steel diameter 1,25 – 1,5 mm, busur labial dari kawat 0,9 mm. Retensi
dengan Adams claps pada gigi-gigi 6 4
/ 4 6, sekrup ekspansi dari hard
metal, atau coffin spring dari kawat 1,25 mm.
Perawatan
dengan memakai alat ini selain melebarkan lengkung gigi ke arah lateral, juga
untuk mengoreksi hubungan molar rahang atas dan rahang bawah.
C A T A T A N
- Untuk plat ekspansi rahang bawah yang paralel dan simetris,
sekrup diletakkan di garis tengah sebelah lingual gigi-gigi anterior. Sumbu
panjang sekrup paralel dengan bidang oklusal dan tegak lurus terhadap garis
tengah. Plat tidak boleh terlalu tebal dan dalam karena dapat mengganggu
gerakan lidah yang dapat mengurangi stabilitas alat. Retensi diperoleh dengan
pemasangan Adams clasp pada gigi-gigi premolar dan molar bawah..
- Telah diterangkan dimuka bahwa plat ekspansi
sangat efektif digunakan untuk perawatan pada periode gigi bercampur karena
pertumbuhan tulang masih aktif, sehingga selain dapat dilakukan pelebaran
lengkung gigi juga dapat terjadi pelebaran tulang basal. Pada pasien dewasa hanya
terjadi pelebaran pada coronal arch ( leng-kung gigi ) tanpa diikuti oleh
pelebaran lengkung basal.
Untuk melakukan ekspansi pada pasien dewasa perlu
diperhatikan beberapa hal antara lain :
a. Jika
menurut perhitungan metode Pont didapatkan pertumbuhan lengkung gigi tidak
mencapai normal ( istilah umum : kontraksi ).
b.
Jika indeks Howes menujukkan :
-
inter tonjol P1 antara
36% - 43%
-
inter fossa canina antara 37% -
44%.
Jadi jarak interfossa lebih besar dari jarak intertonjol bukal P1. Secara
klinis atau pada model studi terlihat inklinasi gigi P1 condong ke
palatinal ( conver-gen ).
c.
Jika terdapat diharmoni rahang,
yaitu dalam keadaan oklusi menunjukkan adanya penyempitan salah satu rahang
dibandingkan dengan lengkung gigi antagonisnya.
- Perawatan ortodontik dengan melakukan pelebaran
lengkung gigi/ lengkung rahang menggunakan alat ekspansi harus dilakukan over
expansion untuk mengatasi relaps yang mungkin terjadi. Hal ini
disebabkan tertariknya serabut-serabut periodontal yang sangat elastis
sewaktu dilebarkan, serabut-serabut tersebut akan mengkerut kembali
sehigga kemungkinan terjadinya relaps sangat besar.
Semoga penjelasan tentang Ekspansi Gigi dalam Ortodontik di atas dapat membantu.
Ekspansi Gigi dalam Ortodontik