Odontektomi adalah metode pengambilan gigi dari soketnya
setelah pembuatan flap dan mengurangi sebagian tulang yang mengelilingi gigi
tersebut (Fragiskos, 2007).
Indikasi Odontektomi
Menurut
Pedersen (1996) indikasi odontektomi antara lain :
a. Kegagalan
pencabutan dengan tang.
-
Adaptasi tang yang tidak tepat/gagal
(mahkota/akar rusak atau malposisi).
- Tidak berhasil mengekspansi alveolus.
b. Kemungkinan
terjadinya fraktur akar.
- Akar yang panjang dan kecil.
-
Akar yang mengalami dilaserasi.
-Gigi yang dirawat endodontic (getas).
-Tulang pendukung yang padat.
-Celah ligament periodontal yang sempit.
c. Kedekatan
dengan struktur disekitarnya.
-Gigi yang lain (arah pengeluaran
terhalang gigi lain).
d. Untuk
mempertahankan tulang alveolus yang mendukungnya.
Menurut
Fragiskos (2007) indikasi odontektomi antara lain :
a. Gigi
RA atau RB dengan morfologi akar gigi yang tidak biasa.
b. Hipersementosis
akar, akar tipis dan akan yang membulat.
c. Akar
yang mengalami delaserasi.
d. Gigi
ankilosis atau gigi-geligi yang mengalami abnormalitas (contoh : dens in
dente).
e. Impaksi
dan semi-impaksi.
f. Gigi
yang fusi dengan gigi disebelahnya, gigi yang fusi pada daerah apical dengan gigi tetangganya.
g. Akar
gigi yang ditemukan dibawah garis gusi.
h. Akar
dengan lesi periapkal.
i. Gigi molar desidui yang akarnya memeluk
mahkota gigi premolar permanen.
Fragiskos
(2007) mengemukakan bahwa tahapan odontektomi baik pada akar tunggal maupun
akar multiple adalah sama. Tahapan tersebut meliputi :
b. Pengurangan
tulang dan pemaparan tulang
c. Ekstraksi
gigi atau akar gigi dengan elevator atau tang.
d. Suturing
dan perawatan post operasi.
Alat dan Bahan Odontektomi
Alat
dan bahan yang digunakan antara lain :
1. Spuit
injeksi dan extracain
2. Scalpel
dan scalpel holder
3. Bur bulat
4. Needle
dan needle holder
7. Suction
Suction yang
digunakan bervolume kecil dan ujung aspirator harus sempit.
11. Kapas,
alcohol, iod dll.
Flap dibuat
untuk mendapatkan jalan masuk ke struktur tulang atau gigi (Pedersen, 1996).
Tipe flap menurut Fragiskos (2007) antara lain :
-Dibentuk dengan membuat insisi
horizontal sepanjang gingival dan dua insisi melintang pada mukosa bukal
-Dasar flap yang lebih lebar sangat
dibutuhkan untuk suplai darah yang baik dan adekuat
-Flap tipe ini dibutuhkan untuk prosedur
operatif yang luas
-dibentuk dengan membuat insisi bentuk L
dan insisi horizontal sepanjang gingival
-diindikasikan untuk pengambilan ujung
akar, kista kecil dan apikoektomi
-
Flap tipe ini adalah hasil perluasan
insisi horizontal sepanjang garis servikal gigi
-Biasa digunakan untuk pembedahan gigi
insisivus, premolar dan molar
-Insisi flap berbentuk kurva
-Memberikan fasilitas jalan masuk ke
apical
-Melindungi terkoyaknya tepi gingival
-Flap pedikel dibuat baik dibukal,
lingual atau palatal
-Digunakan untuk migrasi atau transposisi
untuk memperbaiki suatu cacat (contoh : fistula oroantral atau nasoalveolar).
-
Dibuat pada midline palatum
Suturing
adalah memasukkan benang ke dalam flap mukoperiosteal dengan tujuan mereposisi
jaringan lunak ke tempat semula sebelum
dilakukan operasi (Wray dkk., 2003). Tipe suturing utama yang digunakan dalam
bedah mulut antara lain : 1) interrupted, 2) continuous dan 3) mattress sutures
(Fragiskos, 2007).
-Merupakan tipe yang paling sederhana dan
paling sering digunakan.
-
Jarum masuk sejauh 2-3 mm dari tepi flap
dan keluar dengan jarak yang sama dari tepi yang berlawanan.
-Biasanya ditujukan
untuk luka permukaan yang panjang (contoh : untuk reconturing alveolar ridge RA
dan RB.
-
Continuous suture
terdiri dari dua macam, yaitu :
·
Continuous simple
suture
·
Continuous locking
suture
3)Mattress sutures suture
Horizontal mattres
suture, yang terbagi menjadi dua lagi antara lain :
-Horizontal interrupted
suture
- Horizontal continuous
mattres suture
- Digunakan untuk insisi
yang dalam.
D.
Perawatan Post Operasi Odontektomi
Menurut Wray dkk. (2003), instruksi
post operasi dapat dikemukakan langsung kepada pasien atau dapat pula diprint.
Instruksi post operasi tersebut meliputi :
-Hindari berkumur pada enam jam pasca
pencabutan
- Gunakan air garam hangat (1 sendok the
dalam 1 gelas) untuk berkumur secara lembut.
- Jangan menyentuh-menyentuh luka dengan
lidah atau jari.
- Sikat gigi lainnya tetapi hindari daerah
luka dan soket gigi.
- Sebisa mungkin membatasi gerakan lidah
dan pipi.
-
Rasa sakit dan tidak nyaman beberapa
saat setelah pencabutan adalah hal yang normal.
-
Dokter meresepkan analgesic dengan dosis
yang tepat dan tidak berlebihan.
-
Minum analgesic sebelum efek anestesi
hilang.
-Bila 24-48 jam nyeri belum sembuh,
segera mencari pertolongan.
-Perdarahan yang ringan biasa terjadi
pada 24 jam pertama.
- Pembengkakan pasca pencabutan adalah hal
yang umum.
- Pembengkakan mencapai puncaknya kurang
lebih 24 jam sesudah pembedahan.
-Cara yang terbaik untuk mengatasi
pembengkakan adalah dengan kompres dingin pada daerah wajah di dekat gigi yang
dicabut.
Odontektomi adalah